Sabtu, 04 Desember 2010

Islam dan Kebudayaan Seni Minangkabau

  • Judul : Islam dan Kebudayaan Seni Minangkabau
  • Penulis : Prof.Dr.Mahdi Bahar,S.Kar.M.Hum
  • Cetakan : I (Pertama) Agustus 2009
  • Penerbit : Penerbit Malak
  • Tebal : viii + 204 hlm : 11,5 x 21 cm
Kebudayaan adalah identitas suatu bangsa,seperti halnya seni. Minangkabau adalah salah satu sub masyarakat yang termasuk dalam 'negara-negara' dalam kitab "Negara Kertagama" yang sudah memiliki kebudayaan seni sejak masa lampau. Masyarakat Minangkabau tidak menggolongkan entitas mereka ini pada musik,yang ada dalam kosakata Minangkabau hanyalah 'bun(y)i-bun(y)ian' sangat tergambar dalam masyarakata Minangkabau yang ungkapan pepatah adatnya yaitu "buni nak samo didanga,rupo nak samo diliek.
Mahdi Bahar dalam buku Islam dan Kebudayaan Seni Minangkabau membagi kategori musik Minangkabau kepada dua kategori yaitu : musik minangkabau dan yang bukan musik Minangkabau,kategori yang masuk musik minangkabau mencakup musik tradisional minangkabau dan katagori kedua adalah musik yang berasal bukan dari minangkabau atau dari luar minangkabau.
Minangkabau sendiri membagi musik tradisional nya juga pada dua bagian,yaitu musik tradisional yang menjadi bagian dari upacara adat dan yang kedua yang betul-betul hanya sebagai tradisi saja karena telah mendarah daging dimasyarakat.
Minangkabau sangat memperhatikan bagian-bagian musiknya dapat kita lihat kepada kelompok musik pertama disukai atau tidak disukai harus diterima karena merupakan bagian dari upacara adat . Seperti fenomena yang terjadi dimasyarakat Pariaman,dalam kebudayaannya ada suatu kelaziman seperti dalam mengiringi tabuik diiringi oleh gandang tambua,gandang ini juga digunakan untuk mengiringi tari gelombang. dan musik kedua adalah musik yang mendarah daging dan menjadi tradisi dimasing-masing daerah diminangkabau seperti rabab,salawat talam (dulang),gamat,saluang,dikia rabano,sampeloang,bansi,sijombang dan sirompak. Selain iu Mahdi Bahar juga menyebutkan banyak lagi musik-musik kreasi dan musik-musik bau diMinangkabau. seperti halnya 'talempongkreasi baru'dan juga ada berbagai musik tradisional yang komposisi musiknya ditambah dengan alat-alat musik baru.
adat basandi syara',syara' basandi kitabullah sungguh hebat ungkapan pepatah ini,terbukti bukan hanya dipakai untuk pemahaman dan keyakinan saja. dalam berbagai faktor agama adalah faktor utama pembentukan budaya. Islam sebagai satu-satunya agama bagi suku bangsa Melayu Minangkabau secara langsung ataupun tidak langsung adalah pembentuk musik diMinangkabau.
Dalam budaya Minangkabau ada berbagai jenis musik yang bernafaskan Islam atau merupakan pengearuh dari Arab seperti salawat talam,dikia rabano,indang musik ini digunakan dalam upacara yang bersifat keagamaan seperti halnya Khatam Al-Qur'an,pengantin baru dan khitanan,juga digunakan untuk peristiwa-peristiwa tradisional seperti salawat talam.
Buku yang dikarang oleh Mahdi Bahar ini akan menuntun pembaca kedalam keanekaragaman kesenian Minangkabau,membawa pembaca untuk memahami bagaimana korelasi antara Islam dan Minangkabau dalam budayanya,seperti contoh adanya rabab pasisia ataupun salawat talam ini semua adalah contoh dari kesenian-kesenian Minangkabau yang dipengaruhi atau bercorak Islam sebagai satusatunya agama bagi suku Minang.adalah suatu yang mengasikkan melihat dan membaca bagaimana munculnya seni dalam suatu kebudayaan itu sendiri.
yang menjadi kekurangan pada buku ini adalah pada gaya bahasanya yang sulit dipahami. 

   
 

0 komentar:

Posting Komentar